Selasa, 29 November 2016

PENGENDALIAN UMUM DAN PENGENDALIAN APLIKASI


Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah dicapai..
- Mengamankan aset
- Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar
- Memberikan informasi yang akurat dan reliabel
- Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
- Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional
- Mendorong ketaatan terhadap kebijaksanaan manajerial yang telah ditentukan
- Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian Internal seringkali dipisahkan dalam dua kategori sebagai berikut : 
1. Pengendalian Umum
2.  Pengendalian Aplikasi

PENGENDALIAN UMUM (GENERAL CONTROL)

Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Juga memastikan lingkungan pengendalian sebuah organisasi atau perusahaan stabil dan dikelola dengan baik. Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.

Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
     a)      Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b)      Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)      Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)     Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
PENGENDALIAN APLIKASI (APPLICATION CONTROL)

Pengendalian aplikasi, mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan transaksi serta penipuan di dalam program aplikasi. Pengendalian ini fokus terhadap ketepatan, kelengkapan validitas, serta otorisasi data yang didapat, dimasukkan, diproses, disimpan, ditransmisikan ke sistem lain, dilaporkan. Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan.

Macam Pengendalian Aplikasi :

a.      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.

b.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.

c.       Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu :
(1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen
(2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.

d.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.

e.        Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti:
  • Anomaly penambahan
  • Anomaly penghapusan
  • Anomaly pemuktahiran/pembaruan


Selasa, 22 November 2016

Pengendalian Internal COSO

Pengendalian internal menurut COSO terbagi dalam  5 komponen, yaitu :
1.      Control Environment
2.      Risk Assessment
3.      Control Activities
4.      Information and Communication
5.      Monitoring Activities

Adapun hubungan diantara kelima tujuan dan komponen komponen pengendalian internal tersebut digambarkan oleh COSO dalam bentuk kubus sebagai berikut:






Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen komponen pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit, operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpresentasikan oleh ketiga dimensinya.


Berikut akan dijelaskan lebih medalam mengenai 5 komponen pengendalian internalmenurut COSO:
1.      Control Environment
Lingkungan pengendalian menjadi dasar bagi keempat komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan. Berbagai elemen penting yahng terdapat di lingkungan pengendalian adalah :
·         Integritas dan nilai etika manajemen.
·         Struktur organisasi
·         Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit,jika ada.
·         Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya.
·         Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
·         Metode manajemen untuk menilai kinerja
·         Pengaruh eksternal, s
·         eperti pemeriksaan oleh badan pemerintah.
·         Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.

2.      Risk Assessment
Menurut COSO, definisi risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko yang teridentifikasi selanjutnya dibandingkan dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penilaian risiko menjadi landasan bagi pengelolaan atau manajemen risiko.

3.      Control Activities
Aktivitas pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan- kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah di ambil untuk mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan harta perusahaan dan pemisahan fungsi. Aktivitas pengendalian dapat dikelompokan menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu pengendalian computer dan pengendalian fisik.
4.      Information and Communication
Informasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam sebuah form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. Informasi dan Komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal. Komunikasi yang efektif juga harus terjadi dalam hal yang lebih luas, mengalir ke bawah, ke samping dan ke atas organisasi. Seluruh personel harus menerima dengan jelas pesan dari manajemen teratas bahwa pengendalian tanggung jawab diambil dengan serius. Para personel harus mengerti peran mereka dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana mereka mengerti bahwa kegiatan individu mereka berhubungan dengan pekerjaan orang lain. Mereka harus memiliki niat untuk mengkomunikasikan informasi yang signifikan kepada atasannya. Selain itu juga dibutuhkan komunikasi efektif dengan pihak eksternal, seperti customer, supplier, regulator, dan Pemegang Saham.
5.      Monitoring Activities
Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa sistem dari waktu ke waktu. Pemantauan mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang dimaksudkan untuk memastikan tiap-tiap komponen pengendalian internal ada dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Organisasi, baik perusahaan maupun pemerintah, biasanya memiliki unit audit internal yang menjadi penopang terselenggaranya pengendalian internal dan bertanggung jawab langsung kepada manajer puncak atau dewan pengawas.

FRAUD TREE

Jenis-jenis fraud dijelaskan oleh ACFE (Associated of Certified Fraud Examiner) dalam Fraud Tree berikut.






Berdasarkan Fraud Tree diatas, Fraud terbagi dalam 3 kemompok besar yaitu Corruption (Korupsi), Asset Misappropriation (Penyimpangan atas aset) dan Financial  Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan). Dari 3 kelompok besar tersebut kemudian diklasifikasikan lagi.

1.    Corruption (Korupsi)
Korupsi merupakan tindakan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan di instansi/perusahaannya, yang secara tidak sah dan tidak dapat dibenarkan dengan memanfaatkan perkerjaannya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya maupun orang lain, dengan melanggar kewajiban dan hak orang lain. Studi CEF menunjukkan empat jenis utama korupsi yaitu:


  • Conflicts of Interest (Konflik Kepentingan).

Konflik kepentingan muncul ketika seorang karyawan bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga ketika melakukan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika hal ini tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian berarti telah terjadi fraud.


  • Bribery (Penyuapan).

Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permohonan atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk mempengaruhi seorang petugas dalam melaksanakan kewajiban utamanya. Fraud penyuapan menipu entitas akan hak jujur dan jasa kesetiaan dari mereka yang dipekerjakan.


  • Illegal Gratuities (Persenan Ilegal).

Melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran atau permohonan sesuatu yang berharga karena tindakan resmi yang dilakukan. Transaksinya terjadi setelah fakta tersebut dilakukan.


  • Economic Extortion (Pemerasan Ekonomi).

Penggunaan (ancaman) kekuatan (termasuk sanksi ekonomi) oleh individual atau organisasi untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Item yang benilai tersebut dapat berupa aktiva keuangan, informasi, dan kerjasama untuk mendapatkan keputusan yang diinginkan mengenai sesuatu yang dikaji.

2.    Asset Misappropriation (Penyalahgunaan Aset)
Aset dapat disalahgunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan pelaku penipuan. 85% fraud yang diliputi studi ACEF jatuh pada kategori ini. Transaksi-transaksi yang melibatkan kas, akun pengecekan, persediaan, perlengkapan, peralatan dan informasi adalah aset-aset yang paling rentan disalahgunakan..
A. Cash
a.      Theft of Cash on Hand
Pencurian uang tunai yang tersedia di perusahaan.
b.      Theft of Cash on Hand
1)      Skimming.
Dalam skimming kas dicuri sebelum kas tersebut secara fisik masuk keperusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping
(a)    Sales,
Dengan ciri-ciri penjualan tetap atau menurun dengan harga pokok penjualan yang meningkat unrecordedunderstated.
(b)   Receivables
Dengan ciri-ciri meningkatnya piutang usaha dibandingkan dengan kas, write-off schemeslapping schemes
(c)    Refunds and Other.
2)      Cash Larceny
Berbeda dengan skimming makan larceny adalah menjarah kas ketika sudah masuk dalam perusahaan.
c.       Fraudulent Disbursements,
Pelaku melakukan trik agar perusahaan melakukan pengeluaran secara tidak benar. Contoh yang umum adalah pelaku memasukkan faktur palsu atau kartu absen yang tidak benar. Jenis-jenis Fraudulent Disbursements adalah:
1)      Billing schemes
Skema dengan menggunakan proses pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan.
2)      Payroll schemes
Skema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
3)      Expense reimbursment schemes
Skema melalui pembayaran kembali biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan.
4)      Check tampering
Pemalsuan Cek.
5)      Register disbursements schemes
Pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register.
B. Inventory and all Other Assets
a.      Misuse (Penyalahgunaan Aset)
Penyalahgunaan aset organisasi nya tanpa benar-benar mencuri aset tersebut.
b.      Larceny (Pencurian Aset)
Pencurian terhadap aset yang dimiliki perusahaan. Ada 4 jenis pencurian aset yaitu:
1)      Asset Requisitions and Transfers
Penipuan yang melibatkan penggunaan internal dokumen seperti  persediaan, persediaan, atau peralatan yang akan dipindahkan dari satu lokasi lain atau dialokasikan untuk proyek tertentu.
2)      False Sales and Shipping
             Pencurian yang melibatkan barang yang dijual dan akan dikirim perusahaan.
3)      Purchasing and Receiving
Pencurian yang melibatkan barang yang telah dibeli dan tela diterima perusahaan.
4)      Unconcealed Larceny
Terjadi ketika seorang karyawan mengambil aset dari perusahaan  tanpa berusaha menutupinya dalam pembukuan dan catatan. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh karyawan yang memiliki akses ke inventaris dan aset lainnya, seperti pegawai gudang personil dan persediaan.

3.    Financial Statements Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)
Financial Statements Fraud adalah kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
A. Asset/revenue overstatements
 Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih tinggi dari yang sebenarnya.
a.      Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih awal dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih awal dari transaksi sebenarnya.
b.      Fictitious Revenues
Mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya tidak terjadi.
c.       Concealed Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan tidak mencatat hutang atau biaya yang sebenarnya, tidak mencatat biaya yang dibiayai dari sumber pendapatan yang lain.
d.      Improper Asset Valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya.
e.       Improper Disclosures
Bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan-kecurangan yang terjadi di perusahaan, sehingga pembaca laporan keuangan tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.
B. Asset/revenue understatements
     Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih rendah dari yang sebenarnya.
a.      Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih lama dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih lama dari transaksi sebenarnya
b.      Understated Revenue
Tidak mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya terjadi atau dengan kata lain mencatat pendapatan lebih rendah.
c.       Overstated Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan mencatat hutang atau biaya yang lebih tinggi.
d.      Improper Asset valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk menurunkan pendapatan dan menaikan biaya.

Sumber:
James A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-03-new


TEORI-TEORI FRAUD

         1. TEORI TRIANGLE


Konsep fraud triangle pertama kali diperkenalkan oleh Cressey pada tahun 1953 pada saat melakukan serangkaian wawancara dengan 113 orang yang telah dihukum karena melakukan penggelapan uang perusahaan. Segitiga kecurangan ini menggambarkan tentang tiga penyebab terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.
a.       Pressure (tekanan)
Adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup yang mewah, ketergantungan narkoba, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, dan keserakahan. Tekanan mempunyai dua bentuk yaitu :
• Bentuk nyata (direct) adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh pelaku seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
• Bentuk persepsi (indirect) adalah opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan executive need.

Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada tekanan/motif yaitu :
-          Financial stability
-          External pressure
-          Personal financial need
-          Financial targets
b.      Opportunity (kesempatan)
Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang, ketidakdisiplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis. Di antara tiga elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

c.       Ratonalization (rasionalisasi)

Tindakan kecurangan juga disebabkan oleh sikap ataupun karakter dari seseorang. Orang yang memiliki karakter dari seseorang. Orang yang memilik karakter tidak jujur dan sikap yang kurang baik biasanya persentase mereka lebih besar untuk melakukan fraud.

2. FRAUD DIAMOND



Dalam fraud diamond, selain tekanan, kesempatann, dan rasionalisasi kenyataannya ada satu penyebab lagi yaitu individual capability. Individual capability adalah sifat dam kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan. Pada elemen individual capability terdapat beberapa komponen kemampuan (capability) untuk menciptakan fraud yaitu:

-          Posisi/ fungsi seseorang dalam perusahaan
-          Kecerdasan
-          Tingkat kepercayaan diri/ ego
-          Kemampuan pemaksaan
-          Kebohongan yang efektif
-          Kekebalan terhadap stress

Dalam fraud diamod, sifat-sifat dan kemampuan individu memainkan peran utama dalam terjadinya fraud. Banyak kecurangan-kecurangan besar tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang memiliki kemampuan individu/capability. Walaupun peluang/ opportunity membuka jalan untuk melakukan fraud dan insentif dan rasionalisasi dapat menarik orang kearah itu tapi seseorang harus memiliki kemampuan untuk melihat celah melakukan fraud sebagai kesempatan dan untuk mengambil keuntungan dari itu, tidak hanya sekali, tetapi terus menerus. Dengan demikian fraud itu terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukannya, tekanan, dan rasionalisasi yang membuat orang melakukanya dan kemampuan individu yang mampu merealisasikannya fraud.


1                        3.   FRAUD PENTAGON


Teori fraud pentagon di kemukakan oleh Crowe Howarth pada tahun 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle sebelumnya yang di kemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua penyebab fraud yaitu kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance). Kompetensi (competence) yang dipaparkan dalam teori fraud pentagon memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas/ kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond. Kompetensi dan kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan control internal, mengembangkan strategi penyembunyian, da mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa control atau kebijakan internal tidak berlaku untuk dirinya.

                       4. TEORI GONE



Teori GONE dikemukakan oleh seorang pemikir bernama Jack Bologne di mana terdapat empat faktor penyebab fraud. “GONE” merupakan singkatan dari huruf depan masing-masing faktor yang ia kemukakan, yakni Greed, Opportunity, Need, dan Exposure.
a.       Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu memperoleh sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008). Ketamakan sangat berhubungan dengan moral seorang individu.
b.      Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan yang bisa datang kapan saja. Selain itu, peluang sangat bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar peluangnya melakukan kecurangan.
c.       Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak kecurangan saat kebutuhan seseorang (dapat dikatakan) sangat mendesak. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan inilah yang kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan bertindak curang.
d.  Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku fraud. Dengan terungkapnya suatu kecurangan dalam perusahaan tidak menutup kemungkinan terulangnya hal yang sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan tidak menimbulkan sifat jera.
Greed dan Need sering disebut sebagai faktor individu, sedangkan opportunity dan exposure disebut sebagai faktor generik atau umum. 

5.TEORI KEAGENAN



Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan kerjasama antara pihak pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) yang dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham menyewa orang lain (agen) yaitu manajemen perusahaan untuk melaksanakan suatu jasa dan para prinsipal mendelegasikan wewenang pada agennya untuk membuat keputusan (dalam Anthony dan Govinderajan, 2005).
Prinsipal selalu menginginkan return tinggi atas investasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan sendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar atas hasil kinerjanya. Hal ini menunjukkan adanya benturan kepentingan antara prinsipal dan agen yaitu pemilik modal dan para pengelola modal atau manajemen perusahaan. Adanya benturan kepentingan antar agen dan prinsipal ini sering disebut pula dengan conflict of interest.

Selasa, 15 November 2016

Analisa Sistem Online pada KAI Access

ANALISA SISTEM ONLINE KAI ACCESS


                Kereta Api merupakan salah satu transportasi yang sangat ramai digunakan oleh para rakyat Indonesia. Transportasi yang cukup nyaman, tepat waktu, dan tanpa macet merupakan beberapa alasan mengapa Kereta Api menjadi transportasi favorit. Maraknya pengguna android, IOS, mobile phone membuat PT. KAI untuk menginovasi produk layanan jasanya yakni dengan meluncurkan aplikasi KAI Access. Sesuai dengan deskripsi di yang tertera di KAI Access, KAI Access merupakan official mobile application Kereta Api Indonesia yang telah dihadirkan oleh PT. Kereta Api Indonesia pada tanggal 26 Juli 2013. Banyaknya masyarakat yang meminta untuk diberikan kemudahan-kemudahan dalam pemesanan tiket. Aplikasi ini hadir untuk memberikan kemudahan agar masyarakat tidak perlu lagi pergi dan mengantri untuk membeli tiket, dapat memesan tiket kapanpun di manapun dan tentu saja bebas dari calo.



                      Tipe Bisnis
                Tipe bisnis dari KAI Access ialah Government to Costumer (G2C). Seperti yang kita ketahui KAI Access merupakan suatu inovasi yang di buat oleh PT. Kereta Api Indonesia dimana perusahaan tersebut milik negara (BUMN). Selain untuk pemesanan tiket kereta api, KAI Access juga memberikan informasi-informasi seputar jadwal kereta, informasi history pemesanan, maps stasiun, dll.

                      Model Bisnis
                  KAI Access menggunakan model bisnis e-tailer. E-tailer tersebut merupakan suatu model dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. Biasanya e-tailer mengorganisasikan produk yang akan dijual dalam bentuk katalog produk ditempatkan pada aplikasi. Jika dalam KAI access katalog tersebut berupa daftar nama kereta, jadwal, dan harganya. Berikut cara pemesanan tiket melalui aplikasi KAI acccess :

1.Unduh aplikasi KAI Access di Play Store untuk android atau di App Store untuk IOS.


2. Setelah di buka aplikasi KAI Access tersebut maka akan muncul beberapa menu, pilihlah menu pesan tiket.


3. Isiliah pada kotak stasiun awal dan tujuan stasiun akhir anda, tanggal keberangkatan, lalu pilihlah kelas kereta api yang anda inginkan, kemudian isi berapa orang yang akan menggunakan kereta api tersebut. Lalu tekan tombol cari.


4. Kemudian akan muncul beberapa nama kereta api, jadwal yang berisikan keterangan mengenai jam berangkat dan jam tiba, harga, dan ketersediaan kursi yang masih ada. Lalu pilihlah sesuai dengan keinginan anda dan tekan lanjut.


5 Kemudian akan muncul informasi detil mengenai jadwal keberangkatan, centang pada kotak persetujuan. Lalu tekan lanjut.


6. Selanjutnya terdapat mengenai konfirmasi data diri yang sesuai Anda isi. Jika sudah sesuai  lalu tekan lanjut.


7. Lalu tersedia beberapa pilihan kursi yang tersedia. Pilihlah kursi yang anda inginkan. Jika sudah sesuai pilih simpan.


8. . Setelah itu, anda akan diminta untuk mengisi metode pembayaran yang anda inginkan. Isi sesuai yang anda inginkan lalu tekan bayar.




Langkah pemesanan tiket telah selesai dan Anda akan mendapat e-mail konfirmasi untuk melakukan pembayaran. Bayarlah sebelum waktu yang ditentukan dan bawalah bukti pembayaran Anda untuk mencetak tiket.

                       Sumber Penghasilan
                       Penghasilan yang diperoleh KAI Access hanya dari penjualan tiket. KAI Access pun tidak menerima keuntungan dari iklan.


Selasa, 08 November 2016

SISTEM INFORMASI DARI SUDUT PANDANG AKUNTAN (CHAPTER 1)

SISTEM INFORMASI DARI SUDUT PANDANG AKUNTAN

Studi mengenai sia akan dimulai dengan mengenali informasi sebagai sumber daya bisnis. Sama dengan sumber daya lainnya ( bahan baku, modal, dan tenaga kerja) informasi sangat penting bagi perusahaan modern untuk bertahan hidup.
Perusahaan dibagi menjadi tiga lapis :
1.  Manajemen operasional : secara langsung bertanggung jawab atas pengendalian operasional harian.
2.   Manajemen menengah : bertanggung jawab atas aktivitas perencanaan dan koordianasi jangka pendek yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
3.    Manajemen puncak bertanggung jawab atas perencanaan jangka waktu yang lebih panjang dan menerapkan berbagai tujuan perusahaan.
Tiap orang dalam perusahaan, mulai dari operasional perusahaan hingga manajemen puncak, membutuhkan informasi untuk menyelesaikan  pekerjaannya.
Arus informasi mengalir dua arah dalam perusahaan :
1.    Arus horizontal mendukung berbagai pekerjaan tingkat operasional dengan informasi sangat terperinci mengenai berbagai transaksi bisnis yang memngaruhi perusahaan.
2.     Arus vertical mendistribusikan informasi ringkas mengenai berbagai aktivitas operasional dan lainnya ke para menajer di semua tingkat.
Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem informasi menerima input, yang disebut transaksi yang akan dikonversikan melalui berbagai proses menjadi informasi output. Transaksi adalah kegiatan yang memengaruhi atau merupakan kepentingan dari prusahaan serta diproses oleh sistem informasinya sebagai unit pekerjaan. Transaksi di bagi menjadi dua yaitu :
1.      Transaksi keuangan adalah kegiatan ekonomi yang memengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbagai akun, serta diukur dalam berbagai ukuran keuangan.
2.     Transaksi non keuangan meliputi semua kegiatan yang diproses oleh perusahaan melalui sistem informasi tetapi yang tidak memenuhi definisi khusus dari transaksi keuangan.

Sistem Informasi Akuntansi
SIA memroses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi,. Berikut subsistem SIA :
1.   Sistem pemrosesan transaksi yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan
2.      Sistem buku besar / pelaporan keuangan, yang menghasilkan laporan keuangan.
3.   Sistem pelaporan manajaemen, yang menyediakan pihak manajamen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen memproses berbagai transaksi non keuangan yag biasanya tidak diproses oleh SIA.

Subsistem SIA
1.     Sistem Pemrosesan Transaksi (TPS) : Mendukung operasi bisnis sehari-hari seperti mencatat berbagai transaksi keuangan ke dalam transaksi akuntansi.
2.      Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan (GLS/FRS) : Menghasilkan laporan- laporan keuangan.
3.   Sistem Pelaporan Manajemen (MRS) : Memberikan informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis.

Model Umum SIA
1.      Pengguna Akhir
-          Pengguna eksternal : kreditor, pemegang saham, calon investor, pemerintah
-          Pengguna Internal   : pihak manajemen di tiap tingkat dalam perusahaan
Pengguna akhir telah menerima data serta infomasi dari pihak yang telah memprosesnya. Dalam berbagai kasus, informasi merupakan data bagi orang lain. Jadi, informasi bukan hanya serangkaian fakta yang diproses, namun sesuatu memungkinkan penggunannya dalam mengambil tindakan.
2.      Sumber Data
Merupakan transaksi keuangan yang masuk ke dalam sistem informasi baik dari sumber internal maupun eksternal.
-     Transaksi keuangan eksternal : pertukaran ekonomi dengan entitas bisnis di luar perusahaan
-          Transaksi keuangan Internal : pertukaran atau perpindahan sumber daya dalam perushaan
3.      Pengumpulan Data
Untuk memastikan data yang masuk ke dalam sistem valid, lengkap dan bebas dari kesalahan. Untuk itu maka sistem informasi harus hanya menangkap data yang relevan.
4.      Pemrosesan Data
Setelah terkumpul, data membutuhkan pemrosesan agar dapat menghasilkan informasi. Tahap pemrosesan data seperti mengklasifikasikan, menyortir, menghitung, meringkas serta membandingkan.
5.      Manajemen Basis Data
Basis data merupakan  tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non keuangan. Basis data dapat disajikan dalam berbagai tingkatan yaitu atribut, record dan file. Manajemen basis data melibatkan 3 pekerjaan, yaitu penyimpanan, penarikan dan penghapusan.
6.      Pembuatan Informasi
Proses menyusun, mengatur, memformat, dan menyajikan informasi ke para pengguna. Karakteristik informasi yang berguna adalah relevan , tepat waktu, akurasi, kelengkapan, ringkas
7.      Umpan Balik
Suatu output yang dikirim lagi ke sistem sebagai suatu data.

Tujuan Sistem Informasi
1.      Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen
2.      Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen
3.      Mendukung operasional harian perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI
Segmen Bisnis
Cara untuk mengatur segmentasi perusahaan, ada 3 pendekatan :
1.      Lokasi Geografis
Dengan cara memiliki operasi yang tersebar ke seluruh negaradi dunia.
2.      Lini Produk
Dengan cara menciptakan berbagai divisi yang terpisah dari untuk tiap produk.
3.      Fungsi bisnis
Dengan cara membagi perusahaan ke dalam berbagai area tanggung jawab khusus berdasarkan aliran sumber daya utama di sepanjang peusahaan.

Segmen fungional
Segmen berdasarkan fungsi bisnis adalah metode paling umum. Misalnya pada perusahaan manufaktur, pada sumber daya bahan baku terdapat fungsi bisnis manajemen persediaan, pemasaran dan distribusi.
1.      Manajemen bahan baku
Merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku persuhaan
2.      Produksi
Aktivitas produksi terjadi dalam siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja dan aktivitas pabrik digunakan untuk membuat produk jadi.
3.      Pemasaran
Berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi, periklanan, dan riset pasar produk.
4.      Distribusi
Aktivitas membuat produk sampai ketangan konsumen setelah adanya penjualan.
5.      Personalia
Untuk mengelola secara efektif sumber daya dengan adanya karyawan yang handal.
6.      Keuangan
Mencatat arus kas harian yang masuk dan keluar dari perusahaan.

Fungsi akuntansi
Menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai transaksi serta mendistribusikan informasi transaksi ke operasional untuk mengkoordinasikan tugas mereka.
1.      Nilai informasi
Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan keandalannya.
2.      Independensi akuntansi
Keandalan akuntansi bergantung pada independen akuntansi. Pembuatan informasi harus diberikan oleh sumber independen untuk memastikan integritas.

Fungsi layanan komputer
Ada 2 pendekatan:
1.      Pemrosesan Data Terpusat
Komputer melayani berbagai aktivitas yang dikelola sebagai sumber daya bersama perusahaan.
-          Administrasi Basis Data
Perusahaan memelihara sumber daya datanya dalam lokasi terpusat.
-          Pemrosesan data
Kelompok pemrosesan data mengelola sumber daya computer yang digunakan untukmelakukan pemrosesan rutin transakasi dan terdiri atas berbagai fungsi organisasional berikut :
-          Pengendalian data
Pengendali data bertanggung jawab untuk menerima berbagai kumpulan dokumen transaksi untuk diproses dari pengguna akhir, dan kemudian mendistribusikan output computer kembali ke para pengguna.
-          konversi data
fungsi ini untuk menyalin data transaksi dari bentuk dokumen kertas ke dalam media magnetis atau disket yang sesuai untuk diproses oleh computer.
-          Perpusatakaan data
adalah ruang yang bersebelahan dengan pusat komputer dan menyediakan tempat penyimpanan yang aman bagi file data yang tidak aktif, seperti pita magnetic dan removable disk.

2.      Pemrosesan Data Terdistribusi (distributed data processing)
Topik mengenai DDP membahas seperti komputasi pengguna akhir, perangkat lunak komersial, jaringan dan otomatisasi kantor. DDP melibatkan pengaturan ulang fungsi layanan computer menjadi unit pemrosesan  informasi (Information Processing Unit-IPU) kecil yang didistribusikan ke para pengguna akhir dan ditempatkan dibawah kendali mereka.

Kelemahan DDP
Kelemahan ddp juga dapat digambarkan sebagai keuntungan dari pendekatan terpusat. Hilangnya kendali adalah salah satu dari kelemahan yang paling serius dalam DDP.

Keuntungan DDP
Pengurangan Biaya, peningkatan tanggung jawab pengendalian biaya, peningkatan kepuasan pengguna dan dukungan

EVOLUSI MODEL SISTEM INFORMASI

1.      MODEL PROSES MANUAL
Model proses manual adalah bentuk system akuntansi yang paling tua dan tradisional. System manual terdiri dari berbagai kegiatan, sumber daya, dan personel fisik yang merupakan ciri banyak proses bisnis ini meliputi berbagai pekerjaan seperti pencatatan pesanan, penggudangan bahan baku, produksi baranguntuk dijual, pengiriman barang ke pelanggan, serta penempatan pesanan ke pemasok. Akan tetapi, pendekatan ini hanyalah alat bantu pelatihan.

2.      MODEL FILE DATAR
Model file datar menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling berhubungan dengan data file lainnnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki sendiri file datanyasebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi, pemrosesan data dilakukakn oleh aplikasi yang berdiri sendiri dan bukan melalui system terintregasi. Masalah lainnya dalam pendekatan file datar adalah dependensi pekerjaan data

3.      MODEL BASIS DATA
Perusahaan dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file datar dengan mengimplementasikan model basis data untuk manajemen data. Jika data perusahaan berada dalam lokasi terpusat, semua pengguna memiliki akses kedata yang dibutuhkan utnuk mencapai tujuan masing – masing. Akses ke sumber daya data dikendalikan melalui system manajemen basis data. Program dari penggguna akan mengirim permintaan data ke DBMS, yang akan memvalidasi serta mengotorisasi akses ke basis data berdasarkan tingkat otoritas pengguna, jika pengguna meminta data yang  tidak sesuai dengan hak aksesnya, permintaan itu akan ditolak. Jelas bahwa prosedur perusahaan untuk memberikan otoritas ke para pengguna adalah masalah pengendalian yang penting untuk dipertimbangkaan oleh auditor.

4.      MODEL REA
REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan Resources (sumber daya), Events (kegiatan), dan Agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan hubungan di antaranya.

5.      SISTEM ERP (Enterprise Resource Planning Systems)
Perencanaan sumber daya perusahaan adalah model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan berbagai proses bisnis utamanya. Perusahaan yang berharap dapat mengimplementasikan ERP dengan baik harus memodifikasi proses bisnisnya agar sesuai dengan ERP, memodifikasi ERP agar sesuai dengan proses bisnisnya, atau ,biasanya memodifikasi keduanya. Pihak manajemen harus sangat berhati hati dalam menentukan ERP mana jika ada yang terbaik untuk perusahaan.

Peran Akuntan
Hubungan akuntan dengan sistem informasi
1.      Akuntan sebagai pengguna
Dalam kebanyakan perusahaan, fungsi akuntansi adalah pengguna layanan komputer yang terbanyak. Sebagai pengguna akhir, para akuntan harus menyediakan gambar yang jelas mengenai berbagai kebutuhan mereka pada para ahli yang mendesain sistem mereka. Mereka harus menspesifikasikan berbagai teknik akuntansi yang digunakan, kebutuhan pengendalian internal, serta berbagai aturan keputusan tertentu. Partisipasi akuntan dalam peran ini haruslah aktif.
2.      Akuntan sebagai desainer
Tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dengan ahli komputer sebagai berikut: fungsi akuntansi bertanggung jawab atas sistem konseptual dan fungsi komputer bertanggung jawab atas sistem fisiknya. Sistem konseptual mencakup penetapan kriteria untuk mengidentifikasi pelanggan menunggak dan informasi yang perlu dilaporkan.
3.      Akuntan sebagai auditor sistem
Audit dilakukan oleh auditor internal dan eksternal. Berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh auditor eksternal dan internal hampir sama. Fitur yang paling membedakan adalah konstituenya. Auditor eksternal memiliki pihak ketiga dari luar dan biasanya tanggung jawab auditor hanya sebatas pada fungsi pembuktian,dimana pada tahun-tahun belakangan ini peran tersebut diperluas melalui konsep kepastian yang lebih luas. Sementara auditor internal mewakili kepentingan pihak manajemen. Salah satu bentuk audit yang dilakukan oleh auditor internal dan eksternal adalah audit teknologi informasi (TI).